aksi bersama gugus tugas di kepulauan kofiau, raja ampat tahun 2012

kepulauan kofiau merupakan gugusan pulau di kabupaten raja ampat. terletak disebelah barat dari ibu kota kabupaten. kofiau juga merupakan salah satu lokasi yang memiliki potensi ikan napoleon yang sangat besar. dalam menjalankan tupoksinya, LPSPL Sorong melaksanakan kegiatan aksi bersama gugus tugas jenis ikan dilindungi dan atau tidak dilindungi.

tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan sosialisasi regulasi dan pengendalian pemanfaatan jenis ikan napoleon. kegiatan ini dilaksanakan pada bulan mei tahun 2012.

lokasi aksi bersama gugus tugas di kepulauan kofiau

lokasi aksi bersama gugus tugas di kepulauan kofiau

1 Desa Balal

Secara geografis, Desa ini terletak pada 10 09’ 31,0” LS dan 1290 47’ 54,9” BT. Lokasi ini berada di sebelah barat ibu kota distrik. Tiba di lokasi pukul 15.01 WIT. Tim gugus tugas disambut oleh kepala Bamuskam dan beberapa orang warga, namun tak seorang pun yang berprofesi sebagai nelayan. Diperkirakan para nelayan masih berada di laut untuk menangkap ikan.

wawancara dengan tokoh masyarakat di desa balal, kofiau

wawancara dengan tokoh masyarakat di desa balal, kofiau

Dari hasil wawancara, diketahui bahwa nelayan masih melakukan pengambilan ikan napoleon dengan berbagai ukuran. Umumnya mereka mencari ikan di sekitaran perairan di kepulauan kofiau. Sosialisasi mengenai status perlindungan ikan napoleon di sampaikan oleh Loka PSPSL Sorong, dan mengenai pembatasan kuota pengambilan disampaikan oleh KSDA Raja AmpatTerdapat 1 buah keramba penampung yang terdiri dari 2 petak. Plasma/Pemilik keramba yaitu bapak Yustus yang berdomisili di kampung deer (ibu kota distrik). Lokasi loading berada di depan desa yang biasanya dilakukan di awal bulan. Perusahaan yang menampung ikan adalah CV. Chandra Halim (biasa dikenal dengan Ahong).

Selain itu, masyarakat juga melaporkan masih maraknya aktivitas penangkapan ikan yang merusak seperti penggunaan bom. Menurut mereka, para pelaku merupakan nelayan yang berasal dari kota sorong, tepatnya dari pulau Buaya. Informasi ini merupakan masukan kepada satuan Polair Raja Ampat yang juga merupakan anggota gugus tugas.

2 Camp Mambrasar

Secara geografis, camp ini terletak pada 10 15’ 21,7” LS dan 1290 40’ 18,9” BT. Lokasi ini juga berada di sebelah barat ibu kota distrik. Tiba di lokasi pukul 16.59 WIT. Terdapat 3 buah keramba. Setiap keramba terdiri dari 2-4 petak. Pemilik karamba adalah orang yang sama di desa balal yaitu bapak Yustus. Camp ini dihuni oleh 8 orang,  2 diantaranya berprofesi sebagai pekerja kopra, sisanya nelayan.

wawancara dengan nelayan di kofiau

wawancara dengan nelayan di kofiau

Dari hasil wawancara, diketahui bahwa nelayan di camp ini juga masih melakukan pengambilan ikan napoleon, padahal surat izin yang diterbitkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat hanya untuk ikan kerapu. Umumnya mereka mencari ikan di sekitaran perairan Mambrasar. Para nelayan tersebut berasal dari kampung tollobi dan balal, ada juga yang berasal dari maluku. Umumnya mereka tinggal di camp selama 2-3 hari sampai persediaan makanan habis, lalu kembali ke kampung untuk mengambil persediaan. Lokasi loading berada di depan camp yang biasanya dilakukan di awal bulan. Perusahaan yang menampung ikan juga CV. Chandra Halim. Pembagian kelas harga ikan napoleon sendiri didasarkan pada berat (lihat tabel 2).

Tabel 2. Daftar harga ikan napoleon di camp Mambrasar

No.

Kelas

Berat (Kg)

Harga (Rp)

1 Baby 0,6 – 1,2 250.000 / kg
2 Ekor Kecil 1,2 – 3 200.000 / ekor
3 Ekor Besar 3 – 4 400.000 / ekor
4 Up > 4 50.000 / ekor

3. Hari kedua (16 Mei 2012)

Kegiatan pada hari ini mengikutkan kepala desa Awad. Beliau ingin bertemu langsung dengan para nelayan di camp Boo yang beroperasi di kepulauan Boo yang merupakan wilayah kedaulatan desa Awad.

4. Camp Boo

Secara geografis, camp ini terletak pada 10 10’ 52,4” LS dan 1290 23’ 43,6” BT. Lokasi ini berada di sebelah Barat ibu kota distrik tepatnya di kepulauan Boo. Tiba di lokasi pukul 09.20 WIT. Terdapat 5 buah camp yang berdiri di tengah-tengah perairan kepulaun Boo yang relatif dangkal. Di lokasi ini terdapat 8 buah keramba yang dimiliki oleh 2 orang plasma yaitu Bapak Kepas (5 keramba) yang merupakan warga desa Awad dan H. Nurla (3 keramba) yang merupakan pendatang.

Dari hasil wawancara, para nelayan yang melakukan aktivitas penangkapan di daerah kepulauan Boo mayoritas berasal dari maluku. Pada dasarnya mereka juga tidak mengetahui tentang pembatasan pengambilan ikan napoleon, sehingga dengan adanya sosialisasi ini mereka bisa tahu dan tidak akan mengambil ikan napoleon lagi. Sosialisasi mengenai tidak adanya kuota pengambilan ikan napoleon disampaikan oleh KSDA Raja Ampat.

Perusahaan yang menampung ikan di lokasi ini juga CV. Chandra Halim. Daftar harga ikan napoleon di camp ini berbeda dengan yang ada di camp Mambrasar (lihat tabel 3).

Tabel 3. Daftar harga ikan napoleon di camp Boo

No.

Kelas

Berat (Kg)

Harga (Rp)

1 Baby 0,6 – 1,2 145.000 / kg
2 Ekor Besar 1,2 – 3 260.000 / ekor
3 Up > 3 320.000 / ekor

Di lokasi ini juga terjadi penangkapan ikan hiu yang oleh Surat Edaran Bupati Raja Ampat Tahun 2010 telah melarang penangkapannya. Diperkirakan ada sekitar 15 ekor ikan hiu yang telah diambil siripnya dan sudah dalam keadaan kering dan 3 ekor yang sudah diambil siripnya dan masih dalam keadaan basah. Para nelayan di camp ini mengakui tidak mengetahui perihal surat edaran bupati tersebut, sehingga mereka masih tetap melakukan pengambilan sirip hiu. Menurut informasi dari nelayan di camp ini juga, sirip-sirip ikan hiu tersebut di jual ke Kota Sorong. Pembelinya sendiri bernama H. Firman (Duta Bahari). Sosialisasi perihal larangan penangkapan ikan hiu ini disampaikan oleh anggota gugus tugas dari PSDKP Satker Sorong.

sirip ikan hiu yang telah dikeringkan  di kepulauan Boo, kofiau

sirip ikan hiu yang telah dikeringkan
di kepulauan Boo, kofiau

5. Desa Tollobi

Secara geografis, camp ini terletak pada 10 09’ 54,2” LS dan 1290 44’ 42,2” BT. Lokasi ini juga berada di sebelah barat ibu kota distrik. Tiba di lokasi pukul 16.22 WIT. Tim gugus tugas disambut oleh kepala kampung dan beberapa orang nelayan. Di desa ini ada seorang plasma bernama bapak Mixel Dimara yang memiliki 3 buah keramba. 2 buah keramba berada di sekitaran dermaga desa dan satunya lagi berada di tanjung tollobi.

keramba ikan hidup di desa tolobi, kofiau

keramba ikan hidup di desa tolobi, kofiau

Berdasarkan hasil wawancara, para nelayan di desa ini juga masih melakukan pengambilan ikan napoleon. Musim penangkapannya berkisar bulan januari hingga maret tiap tahunnya, walaupun pada bulan lain masih ditemukan tapi dalam jumlah yang sedikit. Lokasi penangkapan sendiri di sekitaran perairan desa. Selain ikan napoleon, mereka juga mengambil sirip ikan hiu. harga sirip ikan hiu berkisar Rp. 900.000,- / Kg dengan ukuran sirip 40 cm, sedangkan di bawah 40 cm harganya 500.000-700.000,- / kg. Pembelinya sama berasal dari kota sorong. Perusahaan yang menampung ikan napoleon juga CV. Chandra Halim. Daftar harga ikan napoleon di desa ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Daftar harga ikan napoleon di desa Tollobi

No.

Kelas

Berat (Kg)

Harga (Rp)

1 Baby 0,6 – 1,2 250.000 / kg
2 Super 1,2 – 3 300.000 / ekor
3 Up > 3 400.000 / ekor

About lpsplsorong

UPT Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
This entry was posted in konservasi jenis ikan and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment